Minggu, 12 Juni 2011

EPSOAN L 800

Banyak orang yang mengotak-atik printer di pasaran dengan tambahan selang dan tabung tinta. Ink tank system atau biasa disebut sistem infus seperti itu tiada lain untuk merekayasa agar ongkos cetak murah karena penggunaan tinta yang efisien.
Printer sistem infus inipun sudah jamak digunakan di berbagai kios cetak foto. Bahkan, kini mulai merambah pengguna pribadi. Banyak yang menawarkan jasa memasang infus termasuk isi ulang tintanya.
Sayangnya, iming-iming ongkos cetak yang murah seringkali harus dibayar kerepotan. Misalnya, tabung tinta yang terpisah dengan badan printer membuat perangkat tersebut sulit dipindah-pindahkan. Untuk melakukan isi ulang tinta juga sering membuat tinta tercecer di mana-mana. belum lagi masalah head printer yang macet karena tintanya tidak terjamin kualitasnya.
Tapi jangan khawatir, saat ini sudah ada printer foto dengan sistem infus yang original. Epson menjadi perusahaan pertama yang menyediakannya dengan merilis model Epson L800. Produk yang akan keluar ke pasar mulai awal Juni 2011 tersebut diperkenalkan kepada pers dan mitra bisnis di Bali, 14-16 Mei 2011.
"Bagi kami printer bukan hanya produk semata tapi sebagai tools yang membantu masyarakat Indonesia," kata Hirasaki Michiya, Presiden Direktur PT Epson Indonesia saat memperkenalkan L800 di depan pers, Sabtu (14/5/2011). Ia mengatakan, pihaknya merancang printer agar memiliki nilai (value) yang kuat seperti menyediakan ongkos cetak yang hemat dan tidak mudah rusak.
Epson L800 merupakan printer ketiga dengan sistem infus yang dirilis Epson ke pasar. Sebelumnya, L100 dan L200 yang ditujukan untuk mencetak dokumen telah lebih dulu dirilis Oktober 2010. Tak hanya itu, Epson satu-satunya produsen yang sudah merilis printer dengan sistem infus.
"Ini untuk pertama kalinya di dunia Epson meluncurkan photo printer dengan enam warna," kata M Husni Nurdin, Deputy Country Manager PT Epson Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara pertama pemasaran printer tersebut. Menurut Husni, Indonesia menjadi contoh bagi negara lain karena dinilai sukses memasarkan printer sistem infus.
Dibanding sistem infus tambahan hasil rekayasa pihak ketiga, solusi yang ditawarkan Epson memang terintegrasi. Enam tabung tinta yang terdiri dari warna cyan, magenta, kuning, hitam, photo (light) cyan, photo (light) magenta, ditempatkan di kompartemen khusus yang mudah dibongkar pasang saat isi ulang atau akan dipindah ke tempat lain tanpa selang yang berseliweran.
"Instalasi pihak ketiga umumnya membuat ruangan kerja berantakan, tinta mudah bocor, hasil cetakan rendah, head buntu, sulit melakukan transportasi, dan tidak lagi berlaku garansi," kata Riswin Li, Product Marketing Manager PT Epson Indonesia.
Menurutnya, instalasi pihak ketiga seringkali dengan pemasangan selang tinta yang tidak pas sehingga membuat tinta sering bocor. Tinta palsu juga menghasilkan warna yang tidak sempurna karena sering mengandung gelembung-gelembung udara akibat proses penyuntikan ulang yang tidak benar. Kebuntuan di bagian head juga sering terjadi karena instalasi pihak ketiga biasanya dilakukan tanpa memperhitungkan kondisi lingkungan sehingga mudah kemasukan debu.
Dengan teknologi Micro Piezo yang merupakan paten teknologi Epson, L800 diklaim akan menghasilkan kedalaman warna lebih akurat, detil, dan gradasi halus. Micro Piezo menggunkan perubahan arus listrik di head bukan panas seperti head printer pada umumnya bisa mencetak dengan resolusi 5760x1440 dpi dan bisa mengeluarkan tetas tinta dalam tiga ukuran berbeda. Paket tintanya bisa mencetak hingga 1800 lembar foto ukuran 4R, masing-masing dengan waktu hanya 13 detik. Soal ongkos cetak, satu botol tinta dijual 10,5 dollar AS sehingga satu foto 4R membutuhkan biaya sekitar Rp 350.
Riswin mengatakan, Epson L800 akan dijual dengan harga 272 dollar AS belum termasuk pajak. Target pasarnya adalah perusahaan menengah hingga besar. Tapi, perusahaan kecil, mahasiswa yang berhubungan dengan grafis cetak, dan keluarga juga menjadi target.

Nama Epson mungkin terdengar tak sepopuler produsen printer lainnya di kalangan konsumen pribadi. Namun, produk dengan merek asal Jepang tersebut sebenarnya punya pangsa pasar yang cukup kuat di Indonesia terutama di kelas menengah ke atas dan pasar komersial.
"Untuk printer dot matrix kami nomor satu dengan market share lebih dari 95 persen. POS (point of sales) printer seperti yang digunakan di kasir, parkiran, bank passbook, kami juga nomor satu dengan 70 market share. Market share inkjet memang sekitar 28 persen," kata M Husni Nurdin, Deputy Country Manager PT Epson Indonesia saat memperkenalkan model printer ink tank system atau sistem infus terbaru L800 di Bali, Sabtu (14/5/2011) lalu.
Ia berani mengklaim nilai kapitalisasi pasar Epson paling tinggi di antara pridusen printer lainnya di Indonesia. Menurutnya, saat ini, tidak ada satu pun produsen printer yang memiliki pabrik di Indonesia selain Epson. Pabrik Epson di Cikarang, kata Husni, kini mempekerjakan sekitar 15.000 karyawan.
"Hanya Epson yang menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Tahun ini kita berinvestasi untuk menaikkan kapasitas produksi dari satu juta printer menjadi dua juta printer per bulan," ungkapnya. Ia mengatakan, pasar Indonesia hanya menyerap 2-3 persen saja, sementara sebagian besar diekspor ke berbagai negara.
Mulai tahun lalu, Epson memperkenalkan printer yang menggunakan teknologi ink tak system atau sistem infus untuk memenuhi kebutuhan pasar. Menurut Husni, sejak tahun 2001, pihaknya memang menyadari bahwa masyarakat Indonesia cenderung mulai banyak yang membutuhkan printer sistem infus karena alasan ekonomis dan tidak terlalu sering isi ulang tinta. Hadirnya printer sistem infus original menjawab tuntutan pasar sekaligus memberi jaminan kualitas mengingat banyak printer infus yang merupakan hasil rekayasa pihak ketiga.
Epson L800 yang akan dirilis ke pasar mulai Juni 2011 merupakan model printer sistem infus ketiga yang diperkenalkan. L800 merupakan printer enam warna sistem infus yang akan dibanderol seharga 272 dollar AS (belum termasuk pajak). Printer tersebut khusus mencetak foto, tidak seperti dua model sebelumnya yang dirilis sejak Oktober 2010, L100 dan L200, untuk mencetak dokumen. Sejauh ini ketiganya merupakan printer dengan fungsi tunggal, hanya untuk keperluan mencetak saja.
"Secara volume penjualan L800 mungkin tidak akan terlalu besar seperti L100 dan L200. Tapi, kita harapkan di ink tank system, L800 bisa memperkuat market share secara keseluruhan dari 47 persen menjadi 50 persen," ujar Husni. Menurutnya, printer kelas menengah ke atas seperti L800 menjadi andalan karena kontribusi produk kelas menengah ke atas untuk Epson saat ini mencapai 80 persen.
Ia mengatakan, saat ini seluruh produksi printer sistem infus memang belum dilakukan di Indonesia. Namun, perancangan desain produk telah melibatkan sumber daya lokal sehingga diharapkan sesuai tuntutan masyarakat di Indonesia. Namun, dalam waktu dekat PT Epson indonesia juga mempertimbangkan untuk memproduksinya di Tanah Air.
"Kita usahakan tahun depan produksi printer ink tank system bisa dilakukan di Cikarang," tandas Husni. Salah satu alasannya, kata Husni, Epson Indonesia dinilai sukses memasarkan printer jenis tersebut dan akan menjadi model bagi pemasaran di negara-negara lainnya di samping sumber daya yang bersaing dan faktor ekonomi lainnya.



Isu penjualan kesebelasan favorit asal Inggris, Manchester United, kepada perusahaan Epson terbantahkan. Pada Jumat (26/11/2010) sore waktu setempat atau Sabtu dini hari di Stadion Old Trafford, Klub "Setan Merah" bersama perusahaan asal Jepang itu hanya menjalin kerja sama dalam bidang sponsorship global. Epson akan menjadi rekanan resmi penyedia perlengkapan MU.
Kerja sama ini diumumkan di Ruang Klub Panacea Stadion Old Trafford yang dihadiri Pelatih/Manajer Sir Alex Ferguson, Chief Excecutive David A Gill, dan Direktur Komersial Richard Arnold, serta sebagian besar pemain Manchester United (MU) yang Sabtu sore nanti akan menjamu tim Blackburn Rovers. Dari pihak Epson hadir Presiden Epson Global Minoru Usui dan President/Chief Operational Officer Epson Europe BV Hiromi Taba.
Wartawan Kompas Ichwan Susanto yang bersama sejumlah wartawan dari Rusia, Italia, Russia, Norwegia, Amerika Serikat, Israel, Belanda, dan negara-negara lain melaporkan dari Manchester, Epson yang memproduksi printer, proyektor, dan scanner akan menempatkan seluruh perangkat teknologinya di seluruh Stadion Old Trafford.
Kerja sama ini diharapkan dapat menyejajarkan brand Epson dengan klub-klub tingkat dunia dan meningkatkan keberadaan Epson di wilayah Eropa dan daerah-daerah lain yang menggema di MU.
Kerja sama Epson-MU menempatkan Epson sebagai merek yang dikenal secara global dan membawa kita lebih dekat kepada konsumen, ucap Minoru Usui, Presiden Epson Global. Ia mengatakan, antara Epson dan MU sama-sama memiliki semangat tinggi, kreatif, dan gemar berinovasi sehingga akan semakin menguntungkan.
Chief Executive MU David Gill menyambut baik kerja sama dengan Epson. Ia mengharapkan Epson dapat berkontribusi langsung dalam mengembangkan program-program komunikasi yang menarik. Perjanjian kerja sama ini akan diumumkan kepada fans MU saat istirahat atau jeda pertandingan menjamu Blackburn Rovers.
Muchammad Husni Nurdin, Deputy Country Manager PT Epson Indonesia, mengatakan, Epson Indonesia akan menggunakan logo dan gambar MU pada kampanye periklanan. Epson Indonesia akan membawa MU lebih dekat kepada konsumen dan penggemar dengan mengadakan promo memenangi tiket untuk melihat pertandingan MU dan kegiatan lainnya.

Sumber : Kompas.com
Tanggal 16 mei 2011